Jumat, 28 November 2008

Maling Motor Kreatif Gunakan Pola Baru

Pencuriankendaraan bermotor (curanmor) makin susah dibendung. Dalam sepekan,kasus curanmor bisa mencapai 44 kasus. Faktor penyebabnya beragam.Selain pemilik lengah, pelakunya pun semakin kreatif ketika beraksi.Mereka menggunakan pola atau modus operandi baru.
ARDIANSYAH Akbardan Yanto bak sepasang saudara. Ke mana-mana mereka selalu berdua.Berbuat jahat pun, mereka selalu bersama. Bahkan, ketika Ardi -sapaanArdiansyah Akbar- mendekam di tahanan Polsek Kenjeran, Yanto jugatinggal di tempat yang sama.
Ardi berusia 19 tahun dan Yantokini 21 tahun. Keduanya masih belia untuk ukuran pelaku kejahatan.Namun, umur bukanlah patokan. Aksi keduanya tak kalah dengan pelakuyang senior dan usianya lebih matang.
Polisi menengarai, duasahabat karib itu telah 20 kali mencuri motor. Dari sisi jumlah kasus,Ardi dan Yanto memang tidaklah spektakuler. Banyak pencuri yang lebihkenyang menggasak motor di jalanan atau tempat umum.
Namun, duasahabat tersebut punya sesuatu yang spesial dibandingkan pelaku lain.
Mereka punya modus yang tak lazim di kalangan pelaku curanmor.
Ardi danYanto mampu berkolaborasi dengan apik untuk menggasak motor korban. Merekacenderung tidak menggunakan cara kekerasan. Bahkan, aksinya bak aktingpemain sinetron. Aksi Ardi dan Yanto diawali dengan menyapakorban-korbannya secara baik-baik. Intinya, mereka berlagak sok akrab.''Biasanya, saya curi motor anak sekolah,'' aku Ardi.Ardi danYanto biasanya meminta korbannya berhenti berkendara. Kemudian,keduanya mengajak mengobrol sasaran layaknya kawan lama. ''Saya bilangbahwa saya kenal kawannya. Asal ngaku saja, Mas,'' ucap Ardi, pemuda berkulit bersih itu.
Setelahmulai akrab, salah seorang pelaku meminjam motor. Alasannyabermacam-macam. Mulai mengambil barang yang tertinggal di rumah ataumembeli rokok di kios atau warung. Begitu kunci diserahkan, motorjangan harap kembali.''
Itu kalau cara tersangka bermain halus.Keduanya kadang juga bermain kasar. Biasanya, tersangka mencari korbanyang usianya lebih muda,'' kata Kanitreskrim Polsek Kenjeran IptuHerman Cahyana.
Jika Ardi dan Yanto menggunakan cara-carahalus, lain lagi modus operandi Saiful Arifin, warga Pulo Tegalsari.Dia punya metode yang juga unik, beda dengan pelaku lainnya. Pria 28tahun yang ditangkap Polsek Wonokromo itu mencuri tidak menggunakankunci T, melainkan mengganti rumah kunci (bagian motor mulai lubangkunci hingga kabel-kabel mengunci dan menyalakan kendaraan)
Caranya,sebelum beraksi, Saiful membeli rumah kunci baru di sebuah toko dikawasan Karah. Misalnya, dia membeli rumah kunci Honda Supra. Maka, diapun mencari motor dengan tipe yang sama.
Setelah ketemu, dia menjebol rumah kunci motor sasaran menggunakan obeng. Lantas, seluruh kabel dipereteli. Setelah terlepas, dia menyambung kabel dan memasang rumah kunci yang sudah dia siapkan.
Denganbegitu, ketika dia keluar dari tempat parkir, Saiful selalu lolos daripantauan. Sebab, tidak ada tanda kerusakan di motor korban dan tidakada pula kunci T yang menempel di motor.
''Saya beli rumah kunciRp 25 ribu,'' tutur Saiful. Modal mini, hasil maksi. Uang Rp 25 ribubisa menjadi Rp 1,5 juta jika motornya laku dibeli penadah.
Menggantirumah kunci dilakukan tak hanya dengan alasan keamanan ketika dicekoleh petugas parkir. Metode itu juga dilakukan untuk mengantisipasiketika polisi menggelar razia.
''''Kalau pakai kunci T, kanketahuan bahwa motornya curian,'' jelasnya. Dengan metode anyar itu,Saiful berhasil mengumpulkan pundi-pundi rupiah dalam jumlah yanglumayan banyak. Dalam dua bulan, dia berhasil menggondol delapan motor.Seluruhnya berada di wilayah Sidoarjo.
''Dia mengaku menjualnyake Madura. Empat di antara delapan motor yang dicurinya adalah YamahaJupiter,'' kata Kapolsek Wonokromo AKP Nuriyadi.
Ardi, Yanto,dan Saiful tergolong pencuri yang kreatif mengembangkan modus barucuranmor. Masih ada beberapa metode lain yang harus diwaspadai olehpemilik motor. ''Kadang, pemilik motor sudah merasa aman. Tapi, pelakuternyata punya modus baru yang tidak disangka oleh korban,'' ujarKasatreskrim Polwiltabes Surabaya AKBP Syahardiantono.
Diamencontohkan, memarkir sepeda motor di tempat umum atau perbelanjaan.Sistem pengamanan sepertinya sudah optimal. Namun, tetap saja pelakubisa mengelabuhi sistem pengamanan. ''Ini yang harus diwaspadai pemilikkendaraan sekaligus pengelola parkir,'' ucapnya.
Modus yangcukup marak saat ini adalah mengganti pelat nomor kendaraan. Caranya,pelaku masuk ke tempat parkir dengan menggunakan sepeda motor.Misalnya, pencuri naik motor Honda Supra X.
Nah, ditempat parkir, dia mencari motor sejenis. Kemudian, pelat nomor motorsasaran diganti dengan pelat nomor kendaraan milik pencuri. Setelahitu, si pencuri keluar parkir sambil membawa STNK.''Pelakubiasanya bilang jika karcis parkirnya hilang. Kemudian, dia menunjukkanSTNK kepada petugas parkir. Karena pelat nomor dan jenis kendaraannyasama, petugas mempersilakan pelaku membawa keluar motor curian,'' ujarSyahardiantono.Begitu rapi aksi si pencuri, seusai menggasakmotor korban, dia kembali ke tempat parkir atau lokasi pencurian. Kaliini, pelaku biasanya mengambil motor pribadinya. Tentu saja, dia takkesulitan membawa motornya pergi. Sebab, ketika masuk, dia sudahmembayar dan mendapatkan karcis dari petugas parkir. Pelaku jugamemegang STNK motor pribadinya.Syahardiantono mengatakan,setidaknya ada enam modus yang mulai sering digunakan pelaku dalammelaksanakan niat jahatnya. Yakni, berpura-pura jadi kawan lama,mengganti rumah kunci, dan mengganti pelat nomor menjadi bagian darimodus yang sedang in di kalangan pelaku curanmor.Satumodus lain yang mulai banyak dilakukan juga dengan cara menjebol lubangkunci menggunakan mata obeng.
Polwiltabes Surabaya berhasil mengungkapkasus dengan modus tersebut.Dengan modus-modus baru itu,penjahat semakin leluasa menggasak motor di mana pun. Depan rumah,parkir berkarcis, pinggir jalan raya hingga warung kopi. Modus-modusbaru itu tak hanya mampu mengelabui petugas. Korban dan petugas parkirjuga berhasil dikibuli. Tak salah jika dalam tempo 50 hari (1Oktober-19 November), tercatat 141 kasus pencurian sepeda motor diSurabaya dan sekitarnya.Bahkan, dalam sepekan, tercatat 44ranmor hilang di seluruh wilayah Jatim. Itu adalah hasil analisis danevaluasi (anev) mingguan Polda Jatim periode 31 Oktober hingga 6November 2008.Kapolwiltabes Surabaya Kombespol Bambang Suparno bahkan pernah me-warningseluruh anak buahnya yang terus kebobolan pelaku curanmor. AlumnusAkpol 1980 itu mengancam akan mencopot kapolsek yang wilayahnyaterus-terusan diobok-obok maling.
''Karena itu, semua haruswaspada. Tukang parkir harus lebih jeli memeriksa pelat nomor kendaraanyang keluar areal parkir. Apalagi, pemilik kendaraan yang mengakukarcisnya hilang,'' ucap Syahardiantono.Begitu juga pemilik kosatau tempat usaha. ''Kalau tidak ada KTP-nya, jangan diterima. Atau,kalau curiga KTP-nya palsu, laporkan ke petugas. Yang lebih penting,biasakan menggunakan kunci ganda,'' ucap mantan Kasatpidek Polda Jatimtersebut.
(fid/ano/aga)Referensi: JawaPos 24 Nop 08

Tidak ada komentar: